1.
Pantun Do Hangoluan,
Tois Hamagoan.
Poda ini
pasti disampaikan Orangtuanya kepada Anaknya agar Anaknya Santun terhadap
siapapun dan jangan Egois atau Nakal dan Kurang Ajar terhadap siapapun itu,
baik yang di bawahnya ataupun yang di atasnya.
Kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia, Pantun yaitu Santun, Ramah, dan Tois Adalah Angkuh, Biadab, Kurang Ajar, Nakal, Ceroboh, Suka Melawan, dan Pembangkang.
Kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia, Pantun yaitu Santun, Ramah, dan Tois Adalah Angkuh, Biadab, Kurang Ajar, Nakal, Ceroboh, Suka Melawan, dan Pembangkang.
Poda ini
juga tidak lupa di titipkan Orangtuanya kepada Anaknya sewaktu mau Merantau.
2.
Mata Guru, Roha
Sisean.
Poda ini
juga sangat sering disampaikan oleh Orangtua kepada Anaknya. Poda ini sangat
mengandung arti yang sangat luar biasa. Kurang lebih artinya seperti ini.
"Jadikan Matamu sebagai Guru kemanapun Dirimu menginjak tanah dan Nurani sebagai Tuntunan Hidup Kemanapun Engkau Melangkah”
"Jadikan Matamu sebagai Guru kemanapun Dirimu menginjak tanah dan Nurani sebagai Tuntunan Hidup Kemanapun Engkau Melangkah”
Karena apa yang kita
lihat, maka bisa kita perbuat demikian. Baik atau tidaknya yang kita lihat,
maka Sisean (hati) kitalah sebagai Penentunya.
3.
Marbisuk songon
Ulok, Marroha songon Darapati.
Poda ini
bukanlah sembarangan Poda saja, Sangat besar atinya untuk seseorang, dan ini
bisa jadi modal seseorang di manapun berada.
Yang
berarti kita harus Bisuk (cerdik, bijak) terhadap sesuatu yang akan kita
lakukan, dan Marroha songon Darapati (bersikap/perilaku seperti Merpati).
Bahkan dalam Alkitab juga disinggung mengenai hal ini :
"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." Matius 10:16”
Bahkan dalam Alkitab juga disinggung mengenai hal ini :
"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." Matius 10:16”
Kata Ulok
(Ular), sebenarnya tidak dikategorikan sebagai Hewan yang Cerdik. Seringkali
justru dikaitkan sebagai binatang yang licik. Bisanya yang mematikan, dan
pagutannya yang secepat kilat ketika menyergap mangsa yang tak siap,
menunjukkan sikap ke'licik'an dari ular.
Kemudian
Darapati (burung Merpati), adalah sejenis Burung yang mampu terbang
berkilo-kilometer jauhnya, kembali ke tempat asalnya.
Oleh karena itu,
merpati dipakai sebagai Lambang PT. Pos, yang Mengantarkan Surat ke tempat
tujuannya, walaupun jaraknya jauh.
Jadi Poda
ini biasa ditafsirkan orang Batak bahwa seseorang itu harus memiliki Hati yang
Tulus seperti Merpati, tetapi juga harus Bertindak Cerdik, seperti Ular.
4.
Naso Olo Manarus Guamon,
Jala Naso Olo Patarushon Andurabion.
Artinya
adalah, orang Batak itu diajari supaya Jangan Belajar untuk menjadi Orang Bodoh,
oleh karenanya harus mau Belajar dari Orang lain.
Dan kalau pun kamu
sudah Pintar, maka jangan mengajari Orang Untuk Bodoh atau Menyimpan Sendiri Pengetahuannya
itu yang pada akhirnya Ilmu yang kita punya Terbawa ke Liang Kubur.
5.
Pasomal – Somal Ma Dirim, Tu Na Denggan asa gabe Bangko.
Kalau
diartikan kata-kata ini seperti ini :
Biasakanlah Dirimu
untuk melakukan sesuatu itu dengan Kebaikan biar jadi Darah Daging Bagimu, atau
Supaya Kamu Kebiasaan Melakukan yang Baik.
Dalam
bahasa Indonesia juga pasti sudah pernah kita dengar : "Ala
Bisa Karena Biasa",
Hampir
sama artinya dengan ungkapan : "Pasomalsomal ma dirim tu na denggan asa gabe bangko."
Namun ada sedikit perbedaan,
Dimana
dalam Poda Batak ini lebih ditekankan kepada Kebaikan dan Ketulusan terhadap Membantu
sesama.
6.
Pasangap Natoras-mu.
Ini juga
adalah Poda yang sangat sering diucapkan oleh orang Batak untuk Anaknya.
Orangtua menasehati
Anaknya agar Hormat terhadap Orangtua-nya sendiri dan Orang
yang lebih Tua dari Dirinya.
Jadi
bukan cuma Orangtua-nya sendiri yang harus di Pasangap (dihormati), Orang yang lebih
Tua dari Dia juga harus di Hormati.
7.
Jolo Nidilat Bibir, Asa
Nidok Hata.
Poda ini
disampaikan oleh Orangtua kepada Anaknya agar tidak menjadi Orang Jabir, atau
agar tidak Mengada-adain kata yang Tidak Benar sehingga Menimbulkan Kemarahan Seseorang.
Jadi seseorang itu
diharuskan Berpikir dulu sebelum Bertindak.
8.
Talu Maralohon
Dongan, Monang Maralohon Musu.
Jadi Orang
Batak itu selalu mamodai agar Anaknya menjadi Anak
yang Sangat Baik.
Bahkan Anak-nya
di Suruh Mengalah terhadap Teman, atau Istilahnya tidak apalah kalaupun Kalah /
Mengalah terhadap Teman asalkan Menang Melawan Musuh.
Hebatnya lagi, kalau Musuh itu mesti di Selesaikan secara Jantan.
Hebatnya lagi, kalau Musuh itu mesti di Selesaikan secara Jantan.
9.
Unang Monang Di
Surak – Surak, Alai Talu Di Olop – Olop.
Poda ini
juga sangat besar maknanya, di mana seringkali kita keburu bersorak karena
mengira sudah Menang padahal ternyata Kalah.
Jadi dalam Poda ini
diajarkan agar tetap menjadi Orang yang Biasa saja meskipun itu Kalah atau
Menang dalam Segala Hal (unang sipanggaron).
10.
Naso
Matanggak Di Hata, Na So Matahut Di Bohi.
Poda ini
juga sangat dituntut dalam kehidupan seseorang, di mana diharuskan agar Berani
mengatakan yang Benar itu Benar, dan yang Salah itu Salah
(molo
Sala, nidok Sala, baliksa molo Tingkos, nidok Tingkos). Jika Ya, katakan
Ya...Jika Tidak, ya katakan Tidak.
11.
Na Tinaba Ni Tangke, Martumbur.
Na Tinaba Ni Gana, Ripur.
Kalau Poda
yang satu ini di Artikan dalam Bahasa Indonesia adalah :
"Yang di Tebang Kampak akan Bertunas, yang di Tebang Sumpah Tak Akan Berketurunan."
Poda ini di Ingatkan Orangtuanya “Agar tidak Mengatakan Sumpah terhadap Seseorang, Apalagi sama Pacarnya”
"Yang di Tebang Kampak akan Bertunas, yang di Tebang Sumpah Tak Akan Berketurunan."
Poda ini di Ingatkan Orangtuanya “Agar tidak Mengatakan Sumpah terhadap Seseorang, Apalagi sama Pacarnya”
Hal ini Bertujuan
Supaya Jangan sampai termakan Sumpah sebab Sangat Berat
Resikonya.
12.
Nang Pe Di Bagasan
Sunuk Manuk Sabungan, Sai Tong Do Martahuak.
Poda ini
diibaratkan dengan seekor Ayam dalam Keranjang, Dimana walaupun terkurung di
dalam keranjang, Ayam Aabung akan tetap Berkokok.
Artinya,
Kalau
memang Pemberani maka si Pemberani itu akan selalu Menunjukkan Keberaniannya di
mana pun ia berada (jadi unang asangasang ala di hutana)
13.
Marsitijur Dompak
Langit, Sai Madabu Do Tu Ampuan.
Meskipun
seorang Batak itu Ganteng, Cantik, dan Tajir, namun tetap diajarkan agar Rendah
Hati dan jangan sempat Menghina seseorang apabila Orang itu lebih jelek
darinya, dan juga agar tidak menjelekkan saudaranya sendiri.
Di mana arti pPda
di atas adalah "Meludah ke langit dengan sendirinya jatuh Kepangkuan".
Artinya :
Menjelekkan
Saudara Sendiri sama dengan Menjelekkan Diri Sendiri.
14.
Na Teal So
Hinallung, Na Teleng So Hinarpean.
Arti
ungkapan di atas adalah yang Berat sebelah tidak Dipikul, yang Miring tidak Dialasi.
Jadi Anak-nya
diberi peringatan agar Tidak Angkuh dan Merasa memiliki Harta Melimpah, Karena
bagaimanapun itu tidak ada artinya bagi orang lain.
15.
Tedek Songon Indahan
Di Balanga.
Ini
termasuk Poda yang sangat penting bagi seorang Anak.
Supaya Dia terbuka
atau Transparan seperti Nasi dalam Kuali.
Artinya
Artinya
Tidak
ada yang perlu ditutup-tutupi.
Orangtua sesungguhnya
tidak menyukai jika Anak-nya menutupi sesuatu, jadi diajarkan agar dicurhatkan langsung
pada Orangtua-nya.
16.
Ndang Uasan Halak Di
Toru Ni Sampuran.
Jadi
seorang Anak itu di Podai juga agar mencari kemakmuran di tempat yang akan
diinjak.
Di mana arti Poda di
atas adalah seseorang itu tidak akan kehausan bilamana Orang itu berada di
dekat Air Terjun.
17.
Maila Raut So
Dapotan.
Poda ini
juga menganjurkan Anak-nya supaya Tidak Menggunakan Sajam (senjata tajam) untuk melukai
siapapun, di mana maksudnya juga adalah pisau akan malu bila tidak melukai. Ini
dikatakan untuk melarang keras Orang yang suka mempermainkan pisau, sebab bukan
tak mungkin akan melukai orang.
18.
Songon Tuhil, Ia
Pinasak Masuk, Ia Tinait Ro.
Bagaikan
pahat dipukul; masuk, ditarik; kembali.
Maksudnya :
Janganlah
bekerja menunggu disuruh, Ambil Inisiatif, Ini cocok bagi Orang yang selalu
disuruh baru kemudian dikerjakan.
Poda ini diucapkan
Orang Batak untuk Anak-nya yang bekerja. Agar Dia disukai atasannya dan juga orang
lain, maka langsung Ambil Inisiatif.
19.
Ndang Boi Sambariba,Tangan
Martopap.
Ini
biasanya diucapkan Orang Batak terhadap Anak-nya
yang Mencintai Seseorang namun seseorang itu tidak Mencintai Anak-nya.
Jadi di Podakanlah
bahwa tak mungkin hanya bertepuk tangan bila hanya sebelah, sebaiknya Anak-nya
mencari yang lain karena Cinta-nya tidak akan pernah diterima.
20.
Tiptip Alai Sai
Adong Marsiganjangi, Dosdos Alai Sai Adong Marsiboloni.
Poda ini
dikatakan Orangtuanya supaya Anaknya tidak Cemburu bila melihat saudaranya
lebih sukses atau kaya dari Dia.
Karena walaupun
bersaudara tetapi semuanya Tidak Akan Sama Rezeki maupun Harta Kekayaannya.
21.
Tigor Do Ransang
Hapit.
Poda ini
diumpamakan seperti Kayu Ransang yang Lurus namun Terjepit.
Artinya,
Artinya,
Meskipun
nanti Anak-nya selalu Berbuat Benar dan Tulus bisa saja Terjepit, sehingga
Ia Merasa serba salah, Jadi Harus Tetap Sabar.
Amanta Mangadu Hutajulu
Di :
Mangadu Hutajulu
|
0 komentar:
Posting Komentar