Perayaan Misa di Gereja Katolik Cabosse Semne Sangha Republiue du Congo
Menerima berkat/doa dari Mgr Pius Datubara di Gereja Katedral Keuskupan Agung Medan
Perayaan Natal 2013 di Souanke Semne Sangha Republiue du Congo
Home » » PODA (NASEHAT) ORANGTUA BATAK UNTUK PARA GENERASI MUDA (MJC) 18/07/2019

PODA (NASEHAT) ORANGTUA BATAK UNTUK PARA GENERASI MUDA (MJC) 18/07/2019


1.    Pantun Do Hangoluan, Tois Hamagoan.
Poda ini pasti disampaikan Orangtuanya kepada Anaknya agar Anaknya Santun terhadap siapapun dan jangan Egois atau Nakal dan Kurang Ajar terhadap siapapun itu, baik yang di bawahnya ataupun yang di atasnya.
Kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia, Pantun yaitu Santun, Ramah, dan Tois Adalah Angkuh, Biadab, Kurang Ajar, Nakal, Ceroboh, Suka Melawan, dan Pembangkang.
Poda ini juga tidak lupa di titipkan Orangtuanya kepada Anaknya sewaktu mau Merantau.

2.    Mata Guru, Roha Sisean.
Poda ini juga sangat sering disampaikan oleh Orangtua kepada Anaknya. Poda ini sangat mengandung arti yang sangat luar biasa. Kurang lebih artinya seperti ini.
"Jadikan Matamu sebagai Guru kemanapun Dirimu menginjak tanah dan Nurani sebagai Tuntunan Hidup Kemanapun Engkau Melangkah”
Karena apa yang kita lihat, maka bisa kita perbuat demikian. Baik atau tidaknya yang kita lihat, maka Sisean (hati) kitalah sebagai Penentunya.

3.    Marbisuk songon Ulok, Marroha songon Darapati.
Poda ini bukanlah sembarangan Poda saja, Sangat besar atinya untuk seseorang, dan ini bisa jadi modal seseorang di manapun berada.
Yang berarti kita harus Bisuk (cerdik, bijak) terhadap sesuatu yang akan kita lakukan, dan Marroha songon Darapati (bersikap/perilaku seperti Merpati).
Bahkan dalam Alkitab juga disinggung mengenai hal ini :
"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." Matius 10:16”
Kata Ulok (Ular), sebenarnya tidak dikategorikan sebagai Hewan yang Cerdik. Seringkali justru dikaitkan sebagai binatang yang licik. Bisanya yang mematikan, dan pagutannya yang secepat kilat ketika menyergap mangsa yang tak siap, menunjukkan sikap ke'licik'an dari ular.
Kemudian Darapati (burung Merpati), adalah sejenis Burung yang mampu terbang berkilo-kilometer jauhnya, kembali ke tempat asalnya.
Oleh karena itu, merpati dipakai sebagai Lambang PT. Pos, yang Mengantarkan Surat ke tempat tujuannya, walaupun jaraknya jauh.
Jadi Poda ini biasa ditafsirkan orang Batak bahwa seseorang itu harus memiliki Hati yang Tulus seperti Merpati, tetapi juga harus Bertindak Cerdik, seperti Ular.

4.    Naso Olo Manarus Guamon, Jala Naso Olo Patarushon Andurabion.
Artinya adalah, orang Batak itu diajari supaya Jangan Belajar untuk menjadi Orang Bodoh, oleh karenanya harus mau Belajar dari Orang lain.
Dan kalau pun kamu sudah Pintar, maka jangan mengajari Orang Untuk Bodoh atau Menyimpan Sendiri Pengetahuannya itu yang pada akhirnya Ilmu yang kita punya Terbawa ke Liang Kubur.

5.    Pasomal Somal Ma Dirim, Tu Na Denggan asa gabe Bangko.
Kalau diartikan kata-kata ini seperti ini :
Biasakanlah Dirimu untuk melakukan sesuatu itu dengan Kebaikan biar jadi Darah Daging Bagimu, atau Supaya Kamu Kebiasaan Melakukan yang Baik.
Dalam bahasa Indonesia juga pasti sudah pernah kita dengar : "Ala Bisa Karena Biasa",
Hampir sama artinya dengan ungkapan : "Pasomalsomal ma dirim tu na denggan asa gabe bangko."
Namun ada sedikit perbedaan,
Dimana dalam Poda Batak ini lebih ditekankan kepada Kebaikan dan Ketulusan terhadap Membantu sesama.

6.    Pasangap Natoras-mu.
Ini juga adalah Poda yang sangat sering diucapkan oleh orang Batak untuk Anaknya.
Orangtua menasehati Anaknya agar Hormat terhadap Orangtua-nya sendiri dan Orang yang lebih Tua dari Dirinya.
Jadi bukan cuma Orangtua-nya sendiri yang harus di Pasangap (dihormati), Orang yang lebih Tua dari Dia juga harus di Hormati.

7.    Jolo Nidilat Bibir, Asa Nidok Hata.
Poda ini disampaikan oleh Orangtua kepada Anaknya agar tidak menjadi Orang Jabir, atau agar tidak Mengada-adain kata yang Tidak Benar sehingga Menimbulkan Kemarahan Seseorang.
Jadi seseorang itu diharuskan Berpikir dulu sebelum Bertindak.

8.    Talu Maralohon Dongan, Monang Maralohon Musu.
Jadi Orang Batak itu selalu mamodai agar Anaknya menjadi Anak yang Sangat Baik.
Bahkan Anak-nya di Suruh Mengalah terhadap Teman, atau Istilahnya tidak apalah kalaupun Kalah / Mengalah terhadap Teman asalkan Menang Melawan Musuh.
Hebatnya lagi, kalau Musuh itu mesti di Selesaikan secara Jantan.

9.    Unang Monang Di Surak – Surak, Alai Talu Di Olop Olop.
Poda ini juga sangat besar maknanya, di mana seringkali kita keburu bersorak karena mengira sudah Menang padahal ternyata Kalah.
Jadi dalam Poda ini diajarkan agar tetap menjadi Orang yang Biasa saja meskipun itu Kalah atau Menang dalam Segala Hal (unang sipanggaron).

10. Naso Matanggak Di Hata, Na So Matahut Di Bohi.
Poda ini juga sangat dituntut dalam kehidupan seseorang, di mana diharuskan agar Berani mengatakan yang Benar itu Benar, dan yang Salah itu Salah
(molo Sala, nidok Sala, baliksa molo Tingkos, nidok Tingkos). Jika Ya, katakan Ya...Jika Tidak, ya katakan Tidak.

11. Na Tinaba Ni Tangke, Martumbur. Na Tinaba Ni Gana, Ripur.
Kalau Poda yang satu ini di Artikan dalam Bahasa Indonesia adalah :
"Yang di Tebang Kampak akan Bertunas, yang di Tebang Sumpah Tak Akan Berketurunan."
Poda ini di Ingatkan Orangtuanya
Agar tidak Mengatakan Sumpah terhadap Seseorang, Apalagi sama Pacarnya”
Hal ini Bertujuan Supaya Jangan sampai termakan Sumpah sebab Sangat Berat Resikonya.

12. Nang Pe Di Bagasan Sunuk Manuk Sabungan, Sai Tong Do Martahuak.
Poda ini diibaratkan dengan seekor Ayam dalam Keranjang, Dimana walaupun terkurung di dalam keranjang, Ayam Aabung akan tetap Berkokok.
Artinya,
Kalau memang Pemberani maka si Pemberani itu akan selalu Menunjukkan Keberaniannya di mana pun ia berada (jadi unang asangasang ala di hutana)

13. Marsitijur Dompak Langit, Sai Madabu Do Tu Ampuan.
Meskipun seorang Batak itu Ganteng, Cantik, dan Tajir, namun tetap diajarkan agar Rendah Hati dan jangan sempat Menghina seseorang apabila Orang itu lebih jelek darinya, dan juga agar tidak menjelekkan saudaranya sendiri.
Di mana arti pPda di atas adalah "Meludah ke langit dengan sendirinya jatuh Kepangkuan". 
Artinya :
Menjelekkan Saudara Sendiri sama dengan Menjelekkan Diri Sendiri.

14. Na Teal So Hinallung, Na Teleng So Hinarpean.
Arti ungkapan di atas adalah yang Berat sebelah tidak Dipikul, yang Miring tidak Dialasi.
Jadi Anak-nya diberi peringatan agar Tidak Angkuh dan Merasa memiliki Harta Melimpah, Karena bagaimanapun itu tidak ada artinya bagi orang lain.

15. Tedek Songon Indahan Di Balanga.
Ini termasuk Poda yang sangat penting bagi seorang Anak.
Supaya Dia terbuka atau Transparan seperti Nasi dalam Kuali.
Artinya
Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi.
Orangtua sesungguhnya tidak menyukai jika Anak-nya menutupi sesuatu, jadi diajarkan agar dicurhatkan langsung pada Orangtua-nya.

16. Ndang Uasan Halak Di Toru Ni Sampuran.
Jadi seorang Anak itu di Podai juga agar mencari kemakmuran di tempat yang akan diinjak.
Di mana arti Poda di atas adalah seseorang itu tidak akan kehausan bilamana Orang itu berada di dekat Air Terjun.

17. Maila Raut So Dapotan.
Poda ini juga menganjurkan Anak-nya supaya Tidak Menggunakan Sajam (senjata tajam) untuk melukai siapapun, di mana maksudnya juga adalah pisau akan malu bila tidak melukai. Ini dikatakan untuk melarang keras Orang yang suka mempermainkan pisau, sebab bukan tak mungkin akan melukai orang.

18. Songon Tuhil, Ia Pinasak Masuk, Ia Tinait Ro.
Bagaikan pahat dipukul; masuk, ditarik; kembali.
Maksudnya :
Janganlah bekerja menunggu disuruh, Ambil Inisiatif, Ini cocok bagi Orang yang selalu disuruh baru kemudian dikerjakan.
Poda ini diucapkan Orang Batak untuk Anak-nya yang bekerja. Agar Dia disukai atasannya dan juga orang lain, maka langsung Ambil Inisiatif.

19. Ndang Boi Sambariba,Tangan Martopap.
Ini biasanya diucapkan Orang Batak terhadap Anak-nya yang Mencintai Seseorang namun seseorang itu tidak Mencintai Anak-nya.
Jadi di Podakanlah bahwa tak mungkin hanya bertepuk tangan bila hanya sebelah, sebaiknya Anak-nya mencari yang lain karena Cinta-nya tidak akan pernah diterima.

20. Tiptip Alai Sai Adong Marsiganjangi, Dosdos Alai Sai Adong Marsiboloni.
Poda ini dikatakan Orangtuanya supaya Anaknya tidak Cemburu bila melihat saudaranya lebih sukses atau kaya dari Dia.
Karena walaupun bersaudara tetapi semuanya Tidak Akan Sama Rezeki maupun Harta Kekayaannya.

21. Tigor Do Ransang Hapit.
Poda ini diumpamakan seperti Kayu Ransang yang Lurus namun Terjepit.
Artinya,
Meskipun nanti Anak-nya selalu Berbuat Benar dan Tulus bisa saja Terjepit, sehingga Ia Merasa serba salah, Jadi Harus Tetap Sabar.


Dikutip dari Postingan (Na nigurithon ni)
Amanta Mangadu Hutajulu 
Di :
Mangadu Hutajulu

B e r s a m b u n g   . . .

Thanks for reading PODA (NASEHAT) ORANGTUA BATAK UNTUK PARA GENERASI MUDA (MJC) 18/07/2019

« Previous
« Prev Post
Next »
Next Post »

0 komentar:

Posting Komentar